Pariwisata adalah jalan baru, paling cepat dan
paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan
kesenjangan yang selama 71 tahun dihadapi Indonesia. Begitu disebutkan
Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia Arief Yahya saat
promosi Wonderful Indonesia di hadapan diaspora Shanghai yang didominasi
pengusaha dan profesional anggota INACHAM di Gran Hyatt, Shanghai
beberpa waktu lalu.
Disebutkan juga bahwa pada 2019, pariwisata diproyeksikan
menyumbangkan PDB sebesar 15 persen, devisa sebesar 20 Milliar USD, dan
menyerap 13 juta tenaga kerja. "Pariwisata juga diyakini mampu
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di
seluruh tanah air,” katanya.
Demi kemajuan sektor pariwisata nasional yang diminati dan disegani
dunia, menpar juga mengulang pidato Presiden Joko
Widodo pada Peringatan HUT RI ke-71 lalu.
“Sekarang kita berada pada era persaingan global. Kompetisi antar
negara luar biasa kerasnya, luar biasa sengitnya. Untuk memenangkan
kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari
zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu-membahu, dan melakukan
terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional,
dem meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa,” ungkapnya.
Pada 2016, tahun percepatan pembangunan ini, Pemerintah fokus
pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran,
dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah: Pertama, Percepatan
pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan
Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi. ”Itulah
kata-kata penting Presiden Jokowi yang perlu kita implementasikan demi
kemajuan ekonomi nasional,” imbuh Arif.
Tiga fokus langkah percepatan tersebut, adalah strategi yang sedang
dijalankan di Kementerian Pariwisata. “Fokus pertama, Infrastruktur, itu
syarat mutlak memajukan pariwisata. Kami sedang percepatan 10 destinasi
prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung,
Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, BTS Jatim, Mandalika NTB, Labuan
Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara,” jelasnya.
Fokus kedua, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global.
Tuntutannya adalah segera memiliki SDM-SDM profesional terbaik.
Caranya, build, borrow, dan buy. Cara optimal saat ini adalah borrow.
Oleh karena itulah kita sekarang didampingi oleh Shadow Management
yaitu para ahli dengan reputasi yang sudah teruji di bidangnya.
Fokus Ketiga, debirokrasi-deregulasi. Beberapa langkah deregulasi
yang sudah dilakukan antara lain BVK (Bebas Visa Kunjungan) 196 negara
termasuk Tiongkok, Pencabutan CAIT untuk industri wisata layar dan
moratorium azas cabotage untuk wisata kapal pesiar pada lima pelabuhan
besar di Indonesia. “Sehingga kapal pesiar bisa menaik turunkan
penumpang di pelabuhan-pelabuhan tersebut,” kata Arief menjelaskan.
https://m.tempo.co/read/news/2016/08/29/296799872/pariwisata-jalan-baru-atasi-kemiskinan