Selasa, 30 Agustus 2016

Pariwisata, Jalan Baru Atasi Kemiskinan

Pariwisata adalah jalan baru, paling cepat dan paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan yang selama 71 tahun dihadapi Indonesia.  Begitu disebutkan Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia Arief Yahya saat promosi Wonderful Indonesia di hadapan diaspora Shanghai yang didominasi pengusaha dan profesional anggota INACHAM di Gran Hyatt, Shanghai beberpa waktu lalu.

Disebutkan juga bahwa pada 2019, pariwisata diproyeksikan menyumbangkan PDB sebesar 15 persen, devisa sebesar 20 Milliar USD, dan menyerap 13 juta tenaga kerja. "Pariwisata juga diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh tanah air,” katanya.
 
Demi kemajuan sektor pariwisata nasional yang diminati dan disegani dunia, menpar juga mengulang  pidato Presiden Joko Widodo pada Peringatan HUT RI ke-71 lalu.

“Sekarang kita berada pada era persaingan global. Kompetisi antar negara luar biasa kerasnya, luar biasa sengitnya. Untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang, kita harus berani keluar dari zona nyaman. Kita harus kreatif, optimis, bahu-membahu, dan melakukan terobosan-terobosan. Semua itu demi mempercepat pembangunan nasional, dem meningkatkan daya saing kita sebagai bangsa,” ungkapnya.

Pada 2016, tahun percepatan pembangunan ini, Pemerintah fokus pada tiga langkah terobosan untuk pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah: Pertama, Percepatan pembangunan infrastruktur. Kedua, penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. Ketiga, deregulasi dan debirokratisasi. ”Itulah kata-kata penting Presiden Jokowi yang perlu kita implementasikan demi kemajuan ekonomi nasional,” imbuh Arif.

Tiga fokus langkah percepatan tersebut, adalah strategi yang sedang dijalankan di Kementerian Pariwisata. “Fokus pertama, Infrastruktur, itu syarat mutlak memajukan pariwisata. Kami sedang percepatan 10 destinasi prioritas, dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Kep Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, BTS Jatim, Mandalika NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara,” jelasnya.

Fokus kedua, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Tuntutannya adalah segera memiliki SDM-SDM profesional terbaik. Caranya, build, borrow, dan buy. Cara optimal saat ini adalah borrow. Oleh karena itulah kita sekarang didampingi oleh Shadow Management yaitu para ahli dengan reputasi yang sudah teruji di bidangnya.

Fokus Ketiga, debirokrasi-deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah dilakukan antara lain BVK (Bebas Visa Kunjungan) 196 negara termasuk Tiongkok, Pencabutan CAIT untuk industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk wisata kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia. “Sehingga kapal pesiar bisa menaik turunkan penumpang di pelabuhan-pelabuhan tersebut,” kata Arief menjelaskan.

https://m.tempo.co/read/news/2016/08/29/296799872/pariwisata-jalan-baru-atasi-kemiskinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar