Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
mengungkapkan, investasi di sektor pariwisata masih kecil dan tidak
merata. Ada beberapa kendala yang dihadapi untuk meningkatkan porsinya
di masa depan.
Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, tantangan utama yang dihadapi adalah perizinan, khususnya di tingkat daerah.
"Kemarin pagi di rapat pleno satgas (satuan tugas) ada (laporan
tentang) pemda untuk bikin hotel, mau pasang parabola satu izin, bikin
bar izin, bikin kolam renang izin, bagi saya ini ke mental," ujarnya di
Jakarta, Kamis 13 Oktober 2016.
Ia mengungkapkan hal tersebutlah yang seringkali membuat investor
tidak lari dari peluang pengembangan sektor pariwisata. Pemerintah
pusat menyototi hal ini dengan serius.
"Kalau mind set kita gitu investor akan lari ke sektor atau tempat yang izinnya reasonable. Kita perlu pelan-pelan revolusi mental enggak hanya di K/L (kementerian/lembaga), tapi Pemda," tegasnya.
Meski demikian, dia menyambut baik program Kementerian Pariwisata,
yang mendorong pengembangan 10 destinasi wisata Indonesia. Upaya itu
diharapkan dapat mendorong investasi di sektor itu.
"Tantangannya ke situ, pemerataannya wisata ke luar Bali dan Jakarta," tambahnya.
Lebih lanjut Thomas mengatakan, tolak ukur besarnya investasi jangan
selalu diukur dengan nominalnya. Namun, seberapa besar investasi
tersebut dapat mengembangkan ekonomi di daerah.
"Kita harus lihat jangan hanya angka karena ada investasi yang bahkan
puluhan triliun di manufaktur dan padat modal, tapi juga penyerapan
tenaga kerja," ujarnya.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/834252-investasi-sektor-pariwisata-tersumbat-regulasi-daerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar